Restorasi.Net – Gresik, Tahapan Pemilu 2024 terus bergulir, MUI Kabupaten Gresik menyongsong Tahun Politik 2024 menggelar Dialog Interaktif dengan mengusung tema Politik Cerdas Bermartabat dengan menghadirkan Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Dr. H. Kacung Marijan, M. A.,Ph.D, hari ini Minggu (10/09/2023) Kegiatan ini digelar di Aula Gedung Baru MUI Kabupaten Gresik.

Kegiatan Dialog Interaktif; Politik Cerdas Bermartabat diikuti sebanyak 50 Peserta terdiri dari berbagai unsur diantaranya Pengurus MUI Kabupaten, Pengurus MUI Kecamatan, Perwakilan Partai Politik, Perwakilan Pondok Pesantren dan Perwakilan Perguruan Tinggi. Kegiatan Dialog Interaktif; Politik Cerdas Bermartabat secara offline ini dimulai Pukul 09.00 Hingga 12.15 WIB.

Kegiatan Dialog Interaktif; Politik Cerdas Bermartabat ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an kemudian dilanjutkan dengan Sambutan oleh Ketua Panitia Dr. Abdul Mu’id dan Ketua Umum MUI Kabupaten Gresik KH. M.Mansoer Shodiq.

Baca Juga:  Menjaga Hak Pilih, Panwascam Bungah Gelar BIMTEK Pengawasan DPHP

Dalam Sambutannya KH.M.Mansoer Shodiq, Ketua Umum MUI Kabupaten Gresik, menyampaikan kegiatan Dialog interaktif ini digelar dalam rangka menjaga ukhuwah islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhuwah Basyariyah yang acapkali sering terpecah ketika momentum pemilu berlangsung.

Lebih lanjut, KH.M.Mansoer Shodiq menjelaskan bahwa adanya konflik politik dalam islam dimulai sejak pecahnya perang Shiffin antara sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan, yang berakhir dengan adanya peristiwa tahkim, dimaknai sebagai persetujuan antara kedua belah pihak yang berselisih untuk menerima keputusan tertentu dalam menyelesaikan perselisihan mereka. Peristiwa tahkim yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah kemudian memegang peranan penting dalam sejarah politik pemerintahan Islam. Begitu Ungkapnya.

Bertindak sebagai Moderator dalam kegiatan Dialog Interaktif adalah Dr. Hasan Basri Pengurus MUI Kabupaten Gresik, Komisi Pendidikan dan Kaderisasi.

Baca Juga:  Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, Muspika Kecamatan Bungah Gelar Rapat Koordinasi

Dalam Paparannya Prof. H. Kacung Marijan, M. A.,Ph.D menyampaikan bahwa Politik adalah kehidupan sehari-hari, sejak lahir bahkan sampai mati pun adalah urusan politik artinya politik bukan hanya momentum 5 tahunan tetapi seumur hidup, Bayi lahir perlu menerbitkan Akta hingga orang mati perlu adanya surat kematian hal ini adalah hasil dari keputusan Politik. Sebuah Kebijakan itu produk Politik, Pemilu menghasilkan pemimpin, pemimpin menghasilkan kebijakan maka pemimpin tidak boleh melakukan diskriminasi dalam membuat kebijakan.

Lebih lanjut, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga itu menyampaikan bahwa Politik adalah how to Influence, di dalam politik tidak lepas dari kompetisi untuk mempertahankan atau merebut kekuasaan. Acapkali para elit begitu bersemangat ketika berkompetisi dalam perebutan kekuasaan, tetapi setelahnya lupa bagaimana menggunakan kekuasaan yang diraihnya.

Kita berharap usai kompetisi kita bisa mengucapkan selamat ketika sudah ada pemenangnya, karena Pemilu adalah hal yang biasa. Pemilu itu ada aturannya (Role of The Game) termasuk Pemilu di Indonesia berlaku One Person, One Vote, One Value maka satu suara itu penting.

Baca Juga:  2.417 Pendaftar PPS dijadwalkan mengikuti Tes Wawancara

Salah satu Kelemahan Pemilu serentak adalah terkonsentrasi pada Top Leader seolah-olah Pemilu serentak itu hanya berfokus pada Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden.

Guru Besar yang menamatkan Magister dan Doktornya di Australia ini menduga bahwa Pemilu 2024 hanya ada 3 Calon Presiden, dan semuanya mempunyai tujuan dan cita cita yang baik tinggal bagaimana rakyat menilainya.

Pemilu adalah sebuah ikhtiar untuk memilih pemimpin putra putri terbaik, Belajar dari Pemilu 2019 semoga Pemilu 2024 lebih baik. Begitu Tandasnya. (SNAT)